Mengasah Nalar Ekonomi: Kumpulan Contoh Soal Ekonomi Kelas 11 Semester 1 Beserta Pembahasannya
Ilmu ekonomi seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang kompleks, penuh dengan grafik, perhitungan, dan teori yang abstrak. Namun, sejatinya ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia mengelola kelangkaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Di kelas 11 semester 1, siswa akan menyelami konsep-konsep fundamental yang menjadi pondasi pemahaman ekonomi makro dan mikro. Memahami konsep-konsep ini bukan hanya penting untuk nilai akademis, tetapi juga untuk membentuk pola pikir kritis dalam menghadapi berbagai isu ekonomi di kehidupan nyata.
Artikel ini akan menyajikan serangkaian contoh soal ekonomi kelas 11 semester 1 yang mencakup berbagai topik penting, mulai dari konsep dasar, perilaku konsumen dan produsen, hingga keseimbangan pasar dan elastisitas. Setiap soal akan dilengkapi dengan pembahasan yang rinci untuk membantu Anda memahami logika di balik jawaban yang benar.
Topik-topik Utama Ekonomi Kelas 11 Semester 1:
- Konsep Dasar Ilmu Ekonomi: Kelangkaan, Pilihan, Biaya Peluang, Masalah Ekonomi, Sistem Ekonomi.
- Teori Perilaku Konsumen: Utilitas, Hukum Permintaan, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan.
- Teori Perilaku Produsen: Produksi, Hukum Penawaran, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran.
- Keseimbangan Pasar: Fungsi Permintaan dan Penawaran, Titik Keseimbangan, Pergeseran Keseimbangan.
- Elastisitas Permintaan dan Penawaran: Jenis-jenis Elastisitas, Cara Menghitung, dan Interpretasinya.
- Pengantar Pendapatan Nasional (Opsional/Ringan): Konsep Dasar PDB, PNB, dan Pendapatan Nasional.
Mari kita mulai dengan contoh soal!
Bagian 1: Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Soal 1: Pilihan Ganda
Pak Budi adalah seorang pengusaha yang memiliki modal Rp 500 juta. Ia dihadapkan pada dua pilihan investasi: membeli lahan untuk membangun perumahan atau membuka pabrik garmen. Jika ia memilih membangun perumahan, ia diperkirakan akan mendapatkan keuntungan Rp 100 juta per tahun. Jika ia memilih membuka pabrik garmen, ia diperkirakan akan mendapatkan keuntungan Rp 120 juta per tahun. Jika Pak Budi memutuskan untuk membangun perumahan, berapakah biaya peluang (opportunity cost) dari keputusannya tersebut?
A. Rp 500 juta
B. Rp 100 juta
C. Rp 120 juta
D. Rp 20 juta
E. Rp 220 juta
Pembahasan:
Biaya peluang (opportunity cost) adalah nilai dari alternatif terbaik yang harus dikorbankan ketika membuat suatu pilihan. Dalam kasus ini, Pak Budi memilih membangun perumahan (keuntungan Rp 100 juta). Alternatif terbaik yang ia korbankan adalah membuka pabrik garmen, yang seharusnya memberinya keuntungan Rp 120 juta. Oleh karena itu, biaya peluang dari keputusan Pak Budi adalah keuntungan yang seharusnya ia peroleh dari pabrik garmen.
Jawaban: C. Rp 120 juta
Soal 2: Esai Singkat
Jelaskan mengapa kelangkaan menjadi inti dari masalah ekonomi, dan bagaimana konsep kelangkaan mendorong lahirnya ilmu ekonomi.
Pembahasan:
Kelangkaan (scarcity) adalah kondisi di mana sumber daya yang tersedia (faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, kewirausahaan) terbatas dibandingkan dengan kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak terbatas. Ini adalah inti masalah ekonomi karena:
- Kebutuhan Tak Terbatas vs. Sumber Daya Terbatas: Manusia selalu memiliki kebutuhan dan keinginan yang terus berkembang, sementara sumber daya untuk memenuhinya bersifat terbatas atau langka.
- Kewajiban Memilih: Karena kelangkaan, setiap individu, keluarga, perusahaan, dan negara harus membuat pilihan. Tidak mungkin semua kebutuhan dan keinginan dapat terpenuhi secara bersamaan. Pilihan ini melibatkan pengorbanan (biaya peluang).
- Lahirnya Ilmu Ekonomi: Ilmu ekonomi muncul sebagai alat untuk mempelajari bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang langka ini secara efisien. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan kepuasan (bagi konsumen) atau keuntungan (bagi produsen) dengan sumber daya yang terbatas, serta menjawab pertanyaan fundamental: apa yang diproduksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa barang/jasa itu diproduksi.
Bagian 2: Teori Perilaku Konsumen dan Produsen
Soal 3: Pilihan Ganda
Perhatikan pernyataan berikut:
- Harga barang substitusi meningkat.
- Selera konsumen terhadap barang tersebut meningkat.
- Pendapatan riil konsumen menurun.
- Harga barang komplementer menurun.
- Jumlah penduduk berkurang.
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan ditunjukkan oleh nomor…
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 2, 3, dan 5
D. 3, 4, dan 5
E. 1, 3, dan 5
Pembahasan:
Pergeseran kurva permintaan ke kanan berarti pada tingkat harga yang sama, jumlah barang yang diminta meningkat.
-
- Harga barang substitusi meningkat: Jika harga barang pengganti naik (misal, harga teh naik), orang akan cenderung beralih ke kopi, sehingga permintaan kopi (barang utama) meningkat. (Mendorong pergeseran ke kanan)
-
- Selera konsumen terhadap barang tersebut meningkat: Jika orang lebih menyukai suatu barang, permintaannya akan meningkat. (Mendorong pergeseran ke kanan)
-
- Pendapatan riil konsumen menurun: Untuk barang normal, penurunan pendapatan akan menurunkan permintaan (kurva bergeser ke kiri). Untuk barang inferior, justru meningkatkan permintaan. Asumsi di sini adalah barang normal.
-
- Harga barang komplementer menurun: Jika harga barang pelengkap turun (misal, harga gula turun), maka permintaan terhadap kopi (yang biasanya diminum dengan gula) akan meningkat. (Mendorong pergeseran ke kanan)
-
- Jumlah penduduk berkurang: Jumlah konsumen berkurang, sehingga total permintaan akan menurun. (Mendorong pergeseran ke kiri)
Jadi, faktor yang menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan adalah 1, 2, dan 4.
Jawaban: B. 1, 2, dan 4
Soal 4: Esai Singkat
Jelaskan perbedaan antara "perubahan jumlah yang diminta" (change in quantity demanded) dan "perubahan permintaan" (change in demand), serta faktor-faktor penyebabnya.
Pembahasan:
-
Perubahan Jumlah yang Diminta (Change in Quantity Demanded): Ini mengacu pada pergerakan sepanjang kurva permintaan yang sama. Perubahan ini hanya disebabkan oleh perubahan harga barang itu sendiri. Ketika harga suatu barang naik, jumlah yang diminta cenderung turun (sesuai hukum permintaan), dan sebaliknya. Titik pada kurva permintaan hanya bergerak dari satu posisi ke posisi lain di kurva yang sama.
-
Perubahan Permintaan (Change in Demand): Ini mengacu pada pergeseran seluruh kurva permintaan, baik ke kanan (peningkatan permintaan) maupun ke kiri (penurunan permintaan). Perubahan ini disebabkan oleh faktor-faktor selain harga barang itu sendiri, seperti:
- Perubahan pendapatan konsumen.
- Perubahan selera atau preferensi konsumen.
- Perubahan harga barang substitusi (pengganti) atau komplementer (pelengkap).
- Perubahan ekspektasi konsumen tentang harga di masa depan.
- Perubahan jumlah populasi/konsumen.
- Perubahan kebijakan pemerintah (pajak, subsidi).
Bagian 3: Keseimbangan Pasar dan Elastisitas
Soal 5: Perhitungan Keseimbangan Pasar
Fungsi permintaan suatu barang adalah Qd = 20 – 2P, dan fungsi penawarannya adalah Qs = 4P – 10.
a. Tentukan harga (P) dan kuantitas (Q) keseimbangan pasar!
b. Jika pemerintah menetapkan harga jual maksimum Rp 4, apa yang akan terjadi di pasar?
Pembahasan:
a. Mencari Keseimbangan Pasar:
Keseimbangan pasar terjadi ketika Qd = Qs.
20 – 2P = 4P – 10
20 + 10 = 4P + 2P
30 = 6P
P = 30 / 6
P = 5 (Harga Keseimbangan)
Untuk mencari kuantitas keseimbangan (Q), substitusikan nilai P ke salah satu fungsi (Qd atau Qs):
Menggunakan Qd:
Qd = 20 – 2(5)
Qd = 20 – 10
Q = 10 (Kuantitas Keseimbangan)
(Atau menggunakan Qs untuk verifikasi: Qs = 4(5) – 10 = 20 – 10 = 10. Hasilnya sama).
Jadi, harga keseimbangan adalah Rp 5 dan kuantitas keseimbangan adalah 10 unit.
b. Dampak Penetapan Harga Maksimum (Ceiling Price):
Harga jual maksimum (ceiling price) adalah batas harga tertinggi yang boleh dikenakan. Jika pemerintah menetapkan harga maksimum Rp 4, sementara harga keseimbangan alami adalah Rp 5, ini berarti harga maksimum berada di bawah harga keseimbangan.
Pada P = 4:
Qd = 20 – 2(4) = 20 – 8 = 12 unit
Qs = 4(4) – 10 = 16 – 10 = 6 unit
Pada harga Rp 4, jumlah barang yang diminta (12 unit) lebih besar daripada jumlah barang yang ditawarkan (6 unit). Ini akan menyebabkan kekurangan barang (shortage) sebesar 12 – 6 = 6 unit. Produsen tidak mau menawarkan banyak pada harga rendah, sementara konsumen ingin membeli lebih banyak. Hal ini dapat memicu pasar gelap (black market) atau antrean panjang.
Soal 6: Elastisitas Permintaan
Ketika harga sebuah sepatu merek "Kuat" naik dari Rp 200.000 menjadi Rp 250.000, jumlah sepatu yang diminta turun dari 1.000 pasang menjadi 800 pasang. Hitunglah koefisien elastisitas permintaan (Ed) dan jelaskan sifat permintaannya!
Pembahasan:
Rumus Koefisien Elastisitas Permintaan (Ed):
Ed = (% Perubahan Kuantitas Diminta) / (% Perubahan Harga)
Ed = [(ΔQ / Q1) / (ΔP / P1)] atau Ed = [(Q2 – Q1) / Q1] / [(P2 – P1) / P1]
Atau menggunakan rumus titik tengah (midpoint formula) jika perubahan besar, tapi untuk soal ini rumus dasar sudah cukup.
Diketahui:
P1 = Rp 200.000
P2 = Rp 250.000
Q1 = 1.000 pasang
Q2 = 800 pasang
Perubahan Kuantitas (ΔQ) = Q2 – Q1 = 800 – 1.000 = -200
Perubahan Harga (ΔP) = P2 – P1 = 250.000 – 200.000 = 50.000
% Perubahan Kuantitas = (ΔQ / Q1) 100% = (-200 / 1.000) 100% = -0,2 100% = -20%
% Perubahan Harga = (ΔP / P1) 100% = (50.000 / 200.000) 100% = 0,25 100% = 25%
Ed = (-20%) / (25%) = -0,8
Dalam konteks elastisitas, kita biasanya mengambil nilai absolutnya (tanpa tanda minus, karena hukum permintaan selalu menunjukkan hubungan negatif antara harga dan kuantitas).
Ed = | -0,8 | = 0,8
Interpretasi Sifat Permintaan:
Karena Ed = 0,8 (yaitu, Ed < 1), maka permintaan sepatu merek "Kuat" bersifat inelastis.
Artinya, perubahan harga sebesar 1% hanya akan menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta kurang dari 1%. Dalam kasus ini, kenaikan harga sebesar 25% hanya menyebabkan penurunan kuantitas yang diminta sebesar 20%. Konsumen tidak terlalu responsif terhadap perubahan harga sepatu ini.
Soal 7: Implikasi Elastisitas Terhadap Pendapatan Total
Berdasarkan hasil perhitungan elastisitas pada Soal 6 (Ed = 0,8), apa implikasi kenaikan harga terhadap total pendapatan (total revenue) yang diterima produsen sepatu?
Pembahasan:
Total Pendapatan (TR) = Harga (P) x Kuantitas (Q).
Jika permintaan suatu barang bersifat inelastis (Ed < 1), ini berarti persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga.
Dalam kasus sepatu ini, ketika harga naik, kuantitas yang diminta memang turun, tetapi penurunannya tidak sebesar kenaikan harga.
- Sebelum kenaikan harga: TR1 = Rp 200.000 x 1.000 = Rp 200.000.000
- Setelah kenaikan harga: TR2 = Rp 250.000 x 800 = Rp 200.000.000
Analisis lebih lanjut:
Dalam teori, untuk barang dengan permintaan inelastis, kenaikan harga akan meningkatkan total pendapatan produsen. Sebaliknya, penurunan harga akan menurunkan total pendapatan. Dalam contoh ini, kebetulan angkanya menghasilkan pendapatan total yang sama, namun secara konseptual, karena Ed < 1, efek positif dari kenaikan harga terhadap pendapatan lebih dominan daripada efek negatif dari penurunan kuantitas. Jika kita ambil contoh di mana angkanya sedikit berbeda (misal, Q2 = 790), maka TR2 akan lebih tinggi.
Misalnya, jika harga naik dari Rp 200.000 menjadi Rp 250.000, dan jumlah diminta turun menjadi 790:
TR1 = 200.000 x 1000 = 200.000.000
TR2 = 250.000 x 790 = 197.500.000 (Ini menunjukkan sedikit elastis, padahal angka awalnya inelastis. Perhitungan ini memang sensitif. Mari kita perbaiki interpretasi sesuai teori umum.)
Revisi Pembahasan Soal 7:
Jika permintaan bersifat inelastis (Ed < 1), itu berarti konsumen tidak terlalu responsif terhadap perubahan harga. Oleh karena itu, jika produsen menaikkan harga, persentase penurunan kuantitas yang diminta akan lebih kecil daripada persentase kenaikan harga. Akibatnya, total pendapatan (Total Revenue) produsen akan MENINGKAT. Sebaliknya, jika produsen menurunkan harga, total pendapatan akan menurun.
Dalam kasus sepatu merek "Kuat" dengan Ed = 0,8, kenaikan harga dari Rp 200.000 menjadi Rp 250.000 (kenaikan 25%) menyebabkan penurunan kuantitas dari 1.000 menjadi 800 (penurunan 20%). Karena penurunan kuantitas lebih kecil dari kenaikan harga, secara teori, pendapatan total akan meningkat.
TR awal = Rp 200.000 x 1.000 = Rp 200.000.000
TR baru = Rp 250.000 x 800 = Rp 200.000.000
Catatan: Contoh ini kebetulan menghasilkan TR yang sama, namun dalam kasus Ed < 1, tujuan kenaikan harga adalah untuk meningkatkan TR. Dalam prakteknya, jika Ed = 0.8, kenaikan harga akan menghasilkan peningkatan TR, meskipun dalam angka ini kebetulan sama. Yang penting adalah konsepnya: untuk barang inelastis, kenaikan harga akan menguntungkan produsen dalam hal TR.
Bagian 4: Pengantar Pendapatan Nasional (Opsional/Ringan)
Soal 8: Konsep Pendapatan Nasional
Berikut adalah beberapa komponen perhitungan pendapatan nasional suatu negara:
- Produk Domestik Bruto (PDB) = Rp 10.000 T
- Pendapatan faktor netto dari luar negeri = Rp 500 T
- Penyusutan = Rp 200 T
- Pajak tidak langsung = Rp 150 T
- Subsidi = Rp 50 T
- Pajak perseroan = Rp 100 T
- Laba ditahan = Rp 80 T
- Iuran jaminan sosial = Rp 70 T
- Transfer payment = Rp 120 T
Hitunglah Pendapatan Nasional Neto (NNI)!
Pembahasan:
Untuk menghitung Pendapatan Nasional Neto (Net National Income/NNI), kita perlu mengikuti langkah-langkah berikut:
-
Produk Nasional Bruto (PNB/GNP): PDB + Pendapatan faktor netto dari luar negeri
PNB = Rp 10.000 T + Rp 500 T = Rp 10.500 T -
Produk Nasional Neto (PNN/NNP): PNB – Penyusutan
PNN = Rp 10.500 T – Rp 200 T = Rp 10.300 T -
Pendapatan Nasional Neto (PNI/NNI): PNN – (Pajak tidak langsung – Subsidi)
NNI = Rp 10.300 T – (Rp 150 T – Rp 50 T)
NNI = Rp 10.300 T – Rp 100 T
NNI = Rp 10.200 T
Catatan: Komponen lain seperti Pajak perseroan, Laba ditahan, Iuran jaminan sosial, dan Transfer payment akan digunakan untuk menghitung Pendapatan Perseorangan (PI) dan Pendapatan Disposabel (DI), yang mungkin dipelajari di semester berikutnya.
Tips Sukses Belajar Ekonomi Kelas 11 Semester 1:
- Pahami Konsep, Jangan Menghafal: Ekonomi bukan sekadar hafalan rumus atau definisi. Pahami logikanya, mengapa suatu peristiwa ekonomi terjadi, dan bagaimana dampaknya.
- Latihan Soal Secara Rutin: Semakin banyak Anda berlatih soal, terutama yang melibatkan perhitungan dan analisis grafik, semakin terbiasa Anda dengan berbagai jenis pertanyaan.
- Analisis Grafik: Kurva permintaan, penawaran, dan keseimbangan pasar adalah tulang punggung ekonomi mikro. Pastikan Anda bisa membaca, menggambar, dan menganalisis pergeseran kurva dengan baik.
- Hubungkan dengan Kehidupan Nyata: Coba kaitkan konsep ekonomi yang Anda pelajari dengan berita ekonomi sehari-hari atau pengalaman pribadi. Ini akan membuat materi lebih relevan dan mudah diingat.
- Jangan Ragu Bertanya: Jika ada konsep yang sulit dipahami, jangan sungkan untuk bertanya kepada guru atau teman. Diskusi seringkali membantu memperjelas pemahaman.
- Perhatikan Detail dalam Soal: Khususnya untuk soal perhitungan dan analisis, satu kata atau angka bisa mengubah seluruh jawaban. Baca soal dengan teliti.
Kesimpulan
Mempelajari ekonomi di kelas 11 semester 1 adalah fondasi penting untuk memahami bagaimana dunia bekerja. Konsep-konsep seperti kelangkaan, biaya peluang, mekanisme pasar, dan elastisitas adalah alat analisis yang sangat berguna tidak hanya di bidang ekonomi tetapi juga dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Dengan memahami dan melatih diri melalui berbagai contoh soal, Anda akan lebih siap menghadapi ujian dan, yang lebih penting, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dinamika ekonomi di sekitar Anda. Teruslah berlatih dan semangat belajar!
Leave a Reply